Selasa, 08 Oktober 2013
Senin, 19 Agustus 2013
meniti jejak salaful ummah
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
sobat bloger, mungkin kita yang tinggal di negeri indonesia raya tercinta ini tidak lagi asing mendengar istilah islam abangan. islam abangan merupakan sebuah konsep pemahaman agama islam bagi penganut islam pada taraf baju atau identitas semata, dengan hanya mengaku dan melaksanakan rutinitas yang sebenarnya bukan pokok dalam agama islam itu sendiri dalam istilah kerennya islam KTP.
bila kita telaah secara historis, istilah abangan merupakan pencitraan/image jelek yang diciptakan kolonialis untuk memecah persatuan islam di negeri tercinta ini.hal ini sesuai dengan tujuan penjajah yang ingin tetap menancapkan cakar kekuasaannya di bumi persada. dengan penggolongan islam menjadi islam putihan dan islam abangan kolonial berharap terdapat jeda/pemisah yang memudahkan mereka menguasai negeri ini.selain itu dengan memisahkan kaum abangan mereka juga berharap para misionaris yang datang bersama mereka dapat menyebarkan agama kristen ke nusantara. hal itu dikarenakan kaum abangan merupakan kaum islam yang tingkat pengamalan dan pemahaman islamnya sangat rendah.
seperti kita ketahui, bahwa islam masuk ke nusantara ini melalui proses akulturasi dan kontak dengan agama hindu dan budha yang lebih dahulu mendominasi aqidah bangsa ini. melalui proses yang panjang maka nilai-nilai agama hindu budha tergantikan dengan nilai-nilai agama islam. namun proses islamisasi tersebut tidaklah mampu membuat aqidah lama terkikis habis, bahkan sampai detik ini, aqidah hindu budha masih mengakar dalam budaya masyarakat islam di nusantara.bahkan sebagian besar masyarakat islam di bumi nusantara ini menganggap ritual dan praktik keagamaan hindu merupakan bagian agama islam.
bila kita menelaah lebih lanjut, islam KTP atau Islam abangan sekarang ini sudah mulai bergeser pemahamannya terhadap agama ini. bila jaman kolonial dan abad 19 mungkin kaum abangan merupakan kaum yang mengaku islam tapi tidak mau menjalankan rukun islam, namun diabad 21 ini menurut pengamatan penulis, sudah mulai banyak berubah. dengan adanya berbagai media masa dan organisasi yang berdakwah kaum abangan sudah banyak yang mau menjalankan rukun islam sehingga jumlah mereka semakin berkurang.
kaum abangan, dalam terminologis islam mungkin setara dengan kaum mu'alaf tingkat dasar. mereka para mualaf yang baru pada tingkat syahadat, meskipun syahadat mereka karena ingin mencari selamat dan ingin mencari nikmat ijabsyah.namun demikian bila kita para da'i tidak mengoptimalkan usaha membina mental agama mereka dengan aqidah yang lurus dan murni maka tidak mustahil mereka akan lari ke agama lain alias murtad, bahkan mungkin mereka akan memilih menjadi kafirin dan musrykin.
sudah waktunya para kyai,ustadz alim ulama' mengenalkan masyarakat ini dengan aqidah islam yang murni, jangan terus menerus menuruti kehendak mereka demi memperoleh kuantitas organisasi, tapi mulailah memikirkan kualitas keimanan umat.Janganlah kita malah menjadi penghalang gerakan pemurnian tauhid yang terus bergulir, tapi berilah pemahaman pada mereka yang belum mengerti dengan cara yang hikmah dan pelan.Janganlah jadi kyai tukang fitnah terhadap kyai yang lain.apalagi mendukung opini yang di gulirkan oleh misionaris,orientalis, zionis dan musuh-musuh islam.
mungkin ini sekedar sharing dan bahan penulis untuk mencoba menulis di dumay ini. bila ada yang kurang tepat atau kekhilafan saya mohon kritik dan sarannya. demi perbaikan penulisan artikel selanjutnya.
sobat bloger, mungkin kita yang tinggal di negeri indonesia raya tercinta ini tidak lagi asing mendengar istilah islam abangan. islam abangan merupakan sebuah konsep pemahaman agama islam bagi penganut islam pada taraf baju atau identitas semata, dengan hanya mengaku dan melaksanakan rutinitas yang sebenarnya bukan pokok dalam agama islam itu sendiri dalam istilah kerennya islam KTP.
bila kita telaah secara historis, istilah abangan merupakan pencitraan/image jelek yang diciptakan kolonialis untuk memecah persatuan islam di negeri tercinta ini.hal ini sesuai dengan tujuan penjajah yang ingin tetap menancapkan cakar kekuasaannya di bumi persada. dengan penggolongan islam menjadi islam putihan dan islam abangan kolonial berharap terdapat jeda/pemisah yang memudahkan mereka menguasai negeri ini.selain itu dengan memisahkan kaum abangan mereka juga berharap para misionaris yang datang bersama mereka dapat menyebarkan agama kristen ke nusantara. hal itu dikarenakan kaum abangan merupakan kaum islam yang tingkat pengamalan dan pemahaman islamnya sangat rendah.
seperti kita ketahui, bahwa islam masuk ke nusantara ini melalui proses akulturasi dan kontak dengan agama hindu dan budha yang lebih dahulu mendominasi aqidah bangsa ini. melalui proses yang panjang maka nilai-nilai agama hindu budha tergantikan dengan nilai-nilai agama islam. namun proses islamisasi tersebut tidaklah mampu membuat aqidah lama terkikis habis, bahkan sampai detik ini, aqidah hindu budha masih mengakar dalam budaya masyarakat islam di nusantara.bahkan sebagian besar masyarakat islam di bumi nusantara ini menganggap ritual dan praktik keagamaan hindu merupakan bagian agama islam.
bila kita menelaah lebih lanjut, islam KTP atau Islam abangan sekarang ini sudah mulai bergeser pemahamannya terhadap agama ini. bila jaman kolonial dan abad 19 mungkin kaum abangan merupakan kaum yang mengaku islam tapi tidak mau menjalankan rukun islam, namun diabad 21 ini menurut pengamatan penulis, sudah mulai banyak berubah. dengan adanya berbagai media masa dan organisasi yang berdakwah kaum abangan sudah banyak yang mau menjalankan rukun islam sehingga jumlah mereka semakin berkurang.
kaum abangan, dalam terminologis islam mungkin setara dengan kaum mu'alaf tingkat dasar. mereka para mualaf yang baru pada tingkat syahadat, meskipun syahadat mereka karena ingin mencari selamat dan ingin mencari nikmat ijabsyah.namun demikian bila kita para da'i tidak mengoptimalkan usaha membina mental agama mereka dengan aqidah yang lurus dan murni maka tidak mustahil mereka akan lari ke agama lain alias murtad, bahkan mungkin mereka akan memilih menjadi kafirin dan musrykin.
sudah waktunya para kyai,ustadz alim ulama' mengenalkan masyarakat ini dengan aqidah islam yang murni, jangan terus menerus menuruti kehendak mereka demi memperoleh kuantitas organisasi, tapi mulailah memikirkan kualitas keimanan umat.Janganlah kita malah menjadi penghalang gerakan pemurnian tauhid yang terus bergulir, tapi berilah pemahaman pada mereka yang belum mengerti dengan cara yang hikmah dan pelan.Janganlah jadi kyai tukang fitnah terhadap kyai yang lain.apalagi mendukung opini yang di gulirkan oleh misionaris,orientalis, zionis dan musuh-musuh islam.
mungkin ini sekedar sharing dan bahan penulis untuk mencoba menulis di dumay ini. bila ada yang kurang tepat atau kekhilafan saya mohon kritik dan sarannya. demi perbaikan penulisan artikel selanjutnya.
Langganan:
Komentar (Atom)